Oleh : Didi Afrizal
PAIN KUA Kecamatan Negeri Agung
Penyuluh Agama Islam, amanah yang saat ini
sedang penulis emban. Amanah yang harus dimaknai sebagai bentuk kesyukuran
kepada Allah SWT. Bersyukur atas kesempatan yang dianugerahkan untuk berperan
serta dalam membangun bangsa dan negara dalam bidang keagamaan.
Mungkin, sebutan penyuluh agama sudahlah tidak
asing bagi masyarakat. Hal ini dapat saja berlaku mengingat kebijakan
pemerintah telah membuat regulasi tersendiri bagi penyuluh agama. Regulasi tersebut
memberikan peran yang nyata dalam kehidupan masyarakat melalui tugas yang
diberikan.
Dalam sekup kedaerahan (baca: Kabupaten Way
Kanan), sebuah pertanyaan awal dapat penulis sampaikan. Apakah masyarakat Way
Kanan sudah benar-benar mengetahui keberadaan penyuluh agama yang tersebar di
seluruh kelurahan/kampung? Penulis harap jawaban yang diberikan adalah sudah
mengetahui keberadaan Penyuluh Agama Islam.
Penyuluh Agama memiliki peran yang cukup
penting di tengah masyarakat. Peran yang meniscayakan perjungan dalam memaksimalkan
tugas dan fungsi. Peran yang juga memerlukan kegigihan dalam berdakwah kepada
masyarakat.
Program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an
merupakan salah satu bidang spesialisasi penyuluh agama. Tugas yang diberikan
kepada penyuluh untuk melakukan bimbingan dan penyuluhan dalam konteks pemberantasan buta aksara Al-Qur’an.
Tugas ini memiliki makna yang cukup signifikan.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Institut
Ilmu Al-Qur’an (IIQ), bahwa sekitar 65% masyarakat Indonesia mengalami buta
aksara Al-Qur’an. Data tersebut tentunya cukup mengkwatirkan kita. Sebab kita
adalah masyarakat yang berjumlah mayoritas di Indonesia. Maka, menjadi point
penting program ini dapat dilaksanakan secara baik dan maksimal.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003,
tentang sistim pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan diri dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 telah
mengatur dengan jelas bagaimana melakukan kegiatan untuk mecerdaskan anak bangsa.
Proses yang bertujuan untuk mengembangkan potensi agar menjadi manusia Indonesia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Maka peran penting dalam menyukseskan kegiatan
baca tulis Al-Qur’an sangatlah diperlukan. Peran penting tersebut menjadikan seluruh
elemen masyarakat dapat ikut serta. Tentu dalam konteks yang sederhana adalah memberikan
pengajaran awal terhadap baca tulis Al-Qur’an.
Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa peran
tersebut akan menjadikan sebuah nilai dan tradisi berkembang dalam masyarakat. Dengan
tradisi yang baik (baca tulis Al-Qur’an) itu, akan memudahkan masyarakat untuk
mengembangkan nilai-nilai kebaikan yang ada dalam Al-Qur’an.
Demikian juga dengan adanya tradisi yang
dibangun sejak dini, kecintaan kepada Al-Qur’an akan dengan mudah tercipta.
maka, proses pengenalan Al-Qur’an sejak dini pun perlu untuk dilakukan. Dengan
proses ini juga, masyarakat akan dengan mudah memahami Al-Qur’an, sekaligus memupuk
rasa kecintaaan terhadap Al-Qur’an.
Bukankah Rasulullah SAW telah
menegaskan bahwa sebaik-baiknya kita (manusia) adalah yang mau mempelajari
Al-Qur’an dan sekaligus mampu mengamalkannya. Sabda Rasulullah SAW, “Sebaik baik kalian adalah dia yang
mempelajari al qur’an dan mengamalkanya”. (H.R. Tirmidzi).
Hal ini pun ditegaskan kembali oleh baginda nabi
Muhammad SAW di dalam hadist yang diriwayatkan dari Imam Muslim, “Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia
akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat”. ( H.R. Muslim).
Untuk mengatasi buta huruf aksara Al-Qur’an di
butuhkan kemauan dari semua pihak. Peran serta pemerintah dan masyarakat akan
sangat membantu dalam upaya menuntaskan buta huruf aksara Al-Qur’an di usia dini.
Jika semua elemen yang ada di masyarakat mengambil peran secara maksimal, maka
program yang ada akan dapat berhasil dengan baik.
Adapun membaca Al-Qur’an adalah salah satu
cara untuk bersyukur kepada Allah SWT. Bersyukur karena telah menurunkan Al-Qur’an
untuk kemaslahatan umat manusia. Sebab Al-Qur’an merupakan kitab suci yang
didalamnya terdapat pedoman bagi kehidupan manusia.
Dengan berpedoman kepada Al-Qur’an, maka
keselamatan manusia akan terjamin. Keselamatan yang hakiki yang sangat
diharapkan oleh manusia. Hal inilah yang menjadikan manusia berpegang pada
pedoman yang telah ditetapkan Allah SWT.
Belajar membaca Al-Qur’an dalam pandangan Islam
merupakan satu kewajiaban bagi umat muslim sebagimana di sebutkan dalam hadist
Rasulullah SAW yang di riwayatkan oleh Tirmidzi, “Siapa saja membaca satu huruf dari
kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu di
balas dengan sepuluh kali lipat” (H.R.Tirmidzi).
Dan Allah SWT juga memerintahkan perlunya
orang belajar baca tulis dan ilmu pengetahuan
yang umum dan terkhusus bagi ilmu baca tulis Al-Quran. Dalam konteks ini Allah
SWT telah menegaskan di dalam Al-Qur’an, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
yang menciptakan, dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah
dan Tuhanmulah yang Maha Mulia, yang mengajarkan manusia dengan pena, Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Al- Alaq:1-5).
Untuk meningkatkan kualitas bimbingan baca
tulis Al-Qur’an di masyarakat perlu adanya pendampingan dari pihak-pihak tertentu.
Peran orang tua sangat penting untuk dilakukan dengan memberikan perhatian
serta motivasi dalam belajar. Peran tersebut dalam dilakukan dengan memberikan penyuluhan
serta nasehat akan pentingnya mempelajari seni baca Al-Qur’an yang kelak bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam posisi ini, peran penyuluh juga sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Para penyuluh dapat memberikan bimbingan baca tulis
Al-Qur’an. Sebab eksisteni penyuluh agama akan angat bermakna jika peran dan
fungsi dapat berjalan sebagaimana yang telah ditetapkan.
Semoga kedepan peran orang tua dan orang –
orang terdekat terhadap generasi penerus bangsa selalu dapat mengedepan anak-anakanaknya
dalam menuntut ilmu terutama ilmu seni dan baca Al-Qur’an dengan satu harapan kedepan
dapat menjadikan generasi yang mampu membawa Indonesia yang lebih agamis sehingga
terbentuk negara baldatun toyyibatun warobbunghofur yakni negara selalu mendapatkan
ampunan dari Allah SWT. Aamiin Yarobbal ‘alamain.
Negeri Agung, 29 Januari 2022
Smoga sllu dapt menginspirasi agar bisa dpt belajar lbh baik lagi
BalasHapus