Lon preh janji banta tanggoh, taba suloh dari jioh tabi keu peunawa"
(Suloh: Apache13)
Kadang, kebingungan akan menambah rasa dalam kehidupan. Bahkan, kebingungan mampu mencairkan suasana keakraban. Bersama malam tanpa rintik hujan. Benarkah?
Sebuah episode sejarah telah tercipta bersama alam Serambi Makkah. Perjalanan takdir yang tak akan terlupakan. Sungguh mengasyikkan bersama seduhan kopi yang tiada pernah berhenti tersaji saat mentari tak nampak kembali. Ah, benar-benar "hidup" dalam kehidupan yang tak terduga.
Yang hadir dalam aksara ini bukanlah pada dinamika Diklat TIK dengan para panitia dan pesertanya. Bukan itu. Tapi setapak langkah dari sajian kopi yang terasa berbeda. Maka, ijinkan aku untuk tertawa terlebih dahulu sembari mengingat sebutan "Kopi Kepala Kebalik". Kopi itu tentunya julukan pak Faisal dalam canda.He.he.he.
Jika Anda pecinta kopi, datanglah ke Banda Aceh. Aku jamin beragam tempat kopi akan dengan mudah ditemui. Yakinlah bahwa pilihan kopi itu (pun) akan memberikan warna dan citarasa tersendiri. Percayalah, karena pembuktian terbaik ada pada pengalaman yang tercipta.
Mungkin, Pak Agus Suparno (Tutor TIK) asal Lampung akan kaget dengan bawaan yang terbungkus rapi dalam tasnya yang sudah dipersiapkan dengan rapi. Saya percaya bahwa niatan awal tersebut akan menjadi pengalaman tak terlupakan sembari mengatakan, "Yo wes, ra popo" ala Julia Perez dalam "Aku Ra Popo". He.he.he.
Ah, nuansa kebatinan dalam menjelajahi malam yang aku rasakan tidak bisa di upload oleh Bang Masrizal (Tutor TIK) asal Riau. Sebab, beliau pasti mengalami "dimensi" yang berbeda meskipun sudah mencicipi kopi Aceh yang terkenal itu. "Bukankah begitu, duhai Abangku?"
Eh, kemanakah Doktor Taufik (Tutor TIK) asal Bogor itu? Apakah sudah berselancar terlebih dahulu ke arena sajian kopi? "Pasti, sudah," Ujar Pak Adam (Tutor VP) asal Bekasi sambil tertawa. Agaknya, sudah tak sabar ingin segera menyeruput kopi khas tersebut, meskipun entah kopi yang ke berapa. He.he.he. Ups. Agaknya nyaman saat "diculik" untuk Ngopi Bareng.
Hmm ... aku masih berpikir bagaimana meminum kopi yang telah ada itu. Aku lirik, Pak Khoirul dan Pak Kasi Bimas masih asyik terdiam. Sementara sang pengusaha Pak Faisal dan Pak Mahyudin juga asyik sambil tersenyum melihat kebingungan yang saya alami. Ya, aku bingung untuk meminum kopi yang baru pertama kali ini. Bang Ikhwani, Bagaimanakah cara minumnya? He.he.he.
Aku kembali memandangi kopi itu. Sebuah sedotan yang susah tercabut berada tepat pada gelas yang terbalik diatas piring kecil. instingku bekerja normal dengan memegang gelas yang terbalik itu. saya begitu kaget dan bersegera menarik tangan yang terasa panas. Ah, ternyata sangat panas. Sontak, aku mendengar tawa khas yang menggelegar dalam tawa kebersamaan.
Maklum saja dengan tertawanya para bapak-bapak. Intonasinya pasti jauh lebih keras dari musik manapun. Bahkan, suara itu jauh lebih indah dari suaraku yang fals saat menyanyi. Hehehe.
Aku belum berani untuk meminumnya, meskipun ada ajakan untuk segera menyeruputnya. "Pak, SOP nya gimana sih, minum kopi ini," tanyaku sambil tertawa. "Itu, di tiup dahulu melalui pipet itu, pak," Sebuah jawaban terdengar sambil tertawa."Di tiup?" batinku ragu sambil tertawa. Butuh perjuangan untuk menikmati kopi unik ini. Aku sudah beberapa kali berusaha untuk menyedot melalui pipet. Eh, ternyata benar-benar tidak berhasil. He.he.he. Akhirnya aku menyerah sambil mengikuti anjuran untuk meniup kopi itu. Hasilnya, Hmm...air kopi itu keluar dengan sendirinya. Ah, sungguh sensasi yang unik.
Pak Taufik, rupanya sudah mampu menikmati Kupi Khop. Dengan gaya khasnya, keasyikan dalam menikmati sajian itu begitu nyata. Benar-benar malam yang dipenuhi dengan gemintang tawa yang tak berkesudahan.
Kupi Khop. Demikianlah namanya. Rasa penasaran telah terjawab dengan sajian yang ada. Ragam peristiwa yang istimewa saat malam akan berganti dini hari.
kupi khop kopi khas meulaboh aceh barat, dulu kopi ini di minum oleh para nelayan, kenapa gelasnya terbalik karena supaya kopinya tidak dingin ketika ditinggalkan nelayan untuk mencari ikan, setelah kembali mereka bisa minum lagi hehe
BalasHapusMantap Ustaz. Cerah mencerahkan. Abu Teuming
BalasHapusmantap
BalasHapusMantap
BalasHapus