Selasa, 06 April 2021

Tak Paripurna

 
Ahmad Nursalim

Fikirku tentangnya tak paripurna sampai kini
Indahnya terang  bulan hanya kupandang setengah hati
Detak jantungku sendiri kadang lupa aku syukuri
Ditambah hembusan nafasku masih kerap ku khianati,

Entahlah,, 
Kedangkalan ini  tak kujadikan motivasi
Sebaliknya bangga diri dengan wajah pendosa masih menjadi kekayaan atau properti...
Puncaknya ibadahku pun masih terasa tak sejati

Ini apa?
Akupun tak paripurna,
Jalanku sempoyongan,
Cacatku terbayang dimana-mana

Sementara aku tahu, yang paling dekat adalah mati "Al-Ghazali"

Tapi aku yakini
Bahwa setiap secangkir kopi , ada karna sang peracik...
Maka bimbinglah aku,
Ya Illahi


Negeri Agung, 6 April 2021

Air Mataku

 

Iis Suhaini

Air mataku selalu menetes
Ketika aku terluka karnamu
Selalu ku tahan lukaku
Aku mencoba untuk kuat

Walau mungkin ku tak mampu
Aku selalu tertawa untukmu
Aku selalu memperhatikanmu
Meski ku luka karnamu

Walau kau jauh dariku
Aku akan selalu mengingatmu
Akan ku kenang selalu
Sampai akhir hayatku

Negara Batin, 6 April 2021

Rindu yang Menyakitkan

 


Maryuli


Ayah
Seandainya kau masih disini
Aku ingin bermain dengan mu, memeluk mu.
Menceritakan banyak hal tentang lika liku hidupku

Tetapi
Sekarang ayah sudah tiada
Aku ingin sekali berjumpa 
Sekarang
Aku hanya dapat dekat dengan mu
Hanya dalam do'aku

Ayah
Kepergian mu membuatku
Mengerti bahwa rindu yang paling menyakitkan
Adalah merindukan seseorang yang telah tiada

Namun
Kepergian mu pun
Mengajarakan bahwa tuhan
Selalu ada untuk mendengarkan
Segala do'a dan harapan

Ayah aku rindu


Negara Batin, 6 April 2021

Masih Ada Waktu


Khotif Rifa'i


Saat aku terjaga
Di heningnya malam
Teringat betapa waktu
Yang telah ku lalui
Hiruk pikuk duniawi
Telah jauh
Membawaku tenggelam
Dalam fatamorgana nan fana
 
Tapi,
Aku yakin
Rabb ku
Akan mengampuniku
Masih ada waktu
Aku belum layu
Dan tak akan layu
Akan selalu ada
Untaian do’a bersama istighfarku
Untaian  tasbih yang bergerindang
Dijemari tanpa gumam
Diam menunggu sapaan
Dari “sirr” yang menuntun qolbu
Merindu sang rabb
Dzat yang tanpa definisi

 

Esok,
Di sepertiga malam
Aku akan kembali
Berusaha datang
Mengetuk PintuMU
Yang Entah
Dan aku belum pernah tahu 


Negara Batin, 6 April 2021


Pijar Gelombang

By: Munawar
PAIF Kemenag Way Kanan


Nyanyian itu mengubah sel ketenteraman
meneguhkan jiwa-jiwa patriot para penyuluh
berjibaku melalui lentera kegelapan
tak pernah berhenti menyapa
tak ada keluhan senja
setia
membimbing umat tuk menggapai hidayah

Kobaran keberanian tak menyerah pada hitungan detik
menepiskan segala kesesatan dunia
bersatu berdakwah bersama

Selaksa mentari pagi
membiaskan efek kehangatan pada gurun pengetahuan
yang senantiasa menjaga marwah 
dan nilai-nilai juang sang penyuluh
tetap mengobarkan seruan ilahi
"tegakkanlah amar ma'ruf nahi mungkar"

Sesungguhnya
kesadaran nilai baldatun tayyibatun warabbun ghofur tetap tertancap
pada setiap ujung tombak kehidupan

Pijaran itu
bak gelombang kehidupan yang menyatu
pada setiap derap langkah penyuluh

Pijaran itu
membeku menjadi noktah semangat
menyatu bersama kebahagiaan

Kibaran bendera pada sebuah goresan itu
kemudian merubah kesunyian aksara
menjadi gelombang terdahsyat

Saat itulah
pekikan menggelegar
"Hidup Jayalah Penyuluh Kita"


Way Kanan, 6 April 2021



Bisikan dalam Senja

 

Yusuf Sudarto

Pagi yang tlah berlalu bersama kepakan sayap burung-burung
mengajak tuk bersatu dan berbisik lirih
"Mari kita bangkit dan bersyukur, karena jika kita tidak belajar banyak hari ini, setidaknya kita belajar sedikit, dan jika kita tidak belajar sedikit, setidaknya kita tidak sakit, dan jika kita jatuh sakit setidaknya kita tidak mati; jadi, marilah kita semua bersyukur"

Aku yakin jika fatamorgana itu mampu untuk menghilangkan kehausan
saat mentari beranjak ke peraduanya
disanalah
bidadari itu berbisik lirih
"Kecemasan tidak akan menghasilkan apapun selain sebuah ketakutan. Hanyalah orang yang terus mengeluh yang tidak akan mengenal kata bersyukur di dalam hidupnya, karena disesaki dengan kesedihan...."

Negara Batin, 6 April 2021

Laa Tahzan

 

Nining Kurniasih

Saat hati ini berkata’’ aku lelah’’
Dan saat raga ini berkata ‘’ aku ingin pulang’’
Disaat itulah jiwa ini sedang berada di titik jenuh
Semua pasti pernah merasakannya
Merasa bahwa diri tak lagi berharga
Merasa bahwa semua orang  takmau lagi bersama
Rasa semangat yang dulunya menggebu
Kini tak lagi ada
Namun…
Dalam hati kecil
Seakan ada yang membisik
Dan mengatakan
Jangan bersedih karena sesungguhnya Allah bersamamu
Laa tahzan Innallahama’ana

                                                                        Negara Batin, 5 April 2021


Sang Penerang

 


 Suci Wulandari

Bagai Surya
Hadirnya datangkan cahaya
Pelita dikala dunia berganti rupa
Perlahan membasuh jiwa -jiwa melompong tapi penuh dengan kefanaan buana

 

Jalan penuh kubang, tak jua surutkan semangat juang
Ia tak sendiri .. menerobos lebat pepohonan dan belukar
ada roda dua kesayangannya..
Aahh..mungkin lebih tepatnya roda dua semata wayangnya
Karena melulu itu yang ia bawa.
 

Muncul pertanyaan dalam hati.

Apa yang ia cari?
Apa tujuan hidupnya?
Hingga ia rela berpeluh, berlelah lelah
Meniti langkah yang tidaklah mudah
Hah.. biarlah biarlah itu jadi rahasianya
Yang kami tahu ia selalu tersenyum
Menyambut kami di pelataran masjid
Sampaikan ayat ayat Illahi
Menenun rapih akhlak diri kami.

Dialah Sang Penerang
Suluh kami hingga jadi manusia paripurna
Maaf..kami tak bisa janjikan kepeng dan emas
Hanya untaian kata penuh ikhlas
Semoga lelahmu jadi Lillah

                                                                                                            

                                                                                                Tr. 05/04/2021
                                                                                                            _ciwul_

Kamis, 01 April 2021

Dunia dalam Gurauan

 



Karya Nining Kurniasih
PAI Non PNS Kec. Negara Batin

 

Wahai jiwa yang bernyawa…

Ketahuilah bahwa Dunia itu hanya tempat persinggahan sementara…

Akhirat itu adalah kehidupan yang sebenarnya,,,

Hidup ini singkat, jadi biarkan mereka tertawa sebanyak yang mereka suka didalamnya,,

Tapi….

Ketika kehidupan berakhir dan mereka kembali kepada Allah SWT

Dan yang paling dimuliyakan ,mereka akan mulai menangis selamanya tanpa akhir

Dunia hanya senda gurau…

Terkadang bahagia terkadang pun berubah nestapa

Karena bahagia tak selamanya dan dukapun  ada ujungnya..

Sungguh diri ini sangat rapuh…

Yang hanya berharap pertolongan Rabb nya..

Tanpa –Nya diri ini bukanlah apa-apa

Tanpa Kuasa-Nya diri ini tak kan mampu menjelajahi dunia

Tanpa kasih dan sayang-Nya diri ini takada artinya

Janganlah diri ini melupakan akan kebaikan Rabb nya

Dengan memperbanyak syukur Alhamdulillah

Dan membasahi lisan dengan dzikrullah..

Agar ketika dipanggil berakhir dengan kalimah toyibah..

Dan berjumpa lagi di Jannah-Nya…



 Negara Batin, 31 Maret 2021

 


Rencana Kerja Operasional

 


RENCANA KERJA BIMBINGAN/ PENYULUHAN
KELOMPOK MAJELIS TAKLIM  DARUSSALAM UMPU KENCANA  
 KECAMATAN BLAMBANGAN UMPU
KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN  2021

1.  Mengenal Kebutuhan Kelompok Binaan
Majelis Taklim Darussalam Umpu Kencana Kecamatan Blambangan Umpu  Kabupaten Way Kanan  teridentifikasi sebagai berikut :

Nama Kelompok Binaan                     : Majelis Darussalam
Nama Pimpinan Kelompok                 : Nurhasanah
Alamat/ Pembinaan                             : Umpu Kencana Blambangan Umpu
Jumlah Anggota                                  : 62  Orang
Rata-rata Usia                                     : 25 s/d 50 Tahun
Pemahaman Agama                            : Pengetahuan agama rata-rata pada masyarakat pedesaan
Pendidikan Formal                              : SD s.d. Sarjana
Pekerjaan                                             : pedagang / Swasta / PNS
Lingkungan                                         : Pedesaan

Keadaan jamaah Majelis Taklim Darussalam Umpu Kencana Kecamatan Blambangan Umpu sebagaian besar masih pada tingkat kemampuan dasar dalam hal pengetahuan dan pengamalan ibadah sehari-hari seperti hanya shalat dan puasa. Dan perlu adanya bimbingan dan penyuluhan secara rutin tentang bagaimana cara beribadah dengan baik dan benar serta baca al Qur’an.

Dengan data tersebut diatas ada beberapa hal yang harus ditekankan dalam pemberian materi pembinaan bagi para jamaah Majelis Taklim Darussalam Umpu Kencana Kecamatan Blambangan Umpu  Kabupaten Way Kanan antara lain adalah sebagai berikut :

1.      Meningkatkan kemampuan Pengetahuan agama  para jamaah.
2.      Meningkatkan pengetahuan agama secara umum dan secara khusus yang terdapat dalam Kitab                 Riyadhus Shalihin.
3.      Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan agama yang berkaitan dengan syari'at, Akidah,                     muamalat dan adab (akhlaqul karimah)
4.      Mengembangkan potensi jamaah ke arah pembentukan sikap, pengetahuan dan ketrampilan                     keagamaan, melalui pendekatan yang disesuaikan dengan lingkungan dan latar belakang                          perkembangan jamaah, berdasarkan tuntunan Al Qur’an dan Sunnah Rasul
5.      Mempersiapkan jamaah agar mampu mengembangkan sikap pengetahuan dan ketrampilan                       keagamaan yang telah dimilikinya melalui program bimbingan / penyuluhan.
 

 

 

 

Membuat Metrik Rencana Kerja Operasional Kelompok Binaan

 

Rencana Kerja Bimbingan/ Penyuluhan
Kelompok Majelis Taklim Darussalam Umpu Kencana
 Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan
Materi : Mengkaji  Al-Qur’an dan  Hadits
Bulan  : Januari 2021

 

No

Hari/Tgl/Jam

Tujuan Pembelajaran

Materi

Teknis

Keterangan

1

Ahad   I, II

 

¨   Jamaah  memahami dasar dasar keimanan

 

iman serta pengaruhnya dalam kehidupan

1.      Pengertian iman menurut bahasa dan istilah

2.      Prinsip prinsip keimanan dalam Islam

3.      Hubungan antara iman dan amal sholeh

4.      Implikasi iman dalam kehidupan

5.      Rukun iman

Ceramah / Dialog

14.00 – 15.30

2

Ahad  III,IV

¨   Jamaah mengetahui dan memahami arti amal shalih

Amal shalih sebagai aktuaisasi iman

1.      Makna amal shalih

2.      Bentuk amal shalih

3.      Hubungan amal shalih dan iman

4.      Rukun islam

 

 

 

Mengetahui

Kepala Seksi Bimas Islam Kankemenag Kab. Way Kanan

 

 

H. Ali Sholihin, S.Pd.I

NIP. 197012071994031001

 

Blambangan Umpu, 1 Januari  2021

Penyuluh Agama Islam

 

 

 

Munawar, S.Fil.I

NIP. 198010172006041003






Membakar Kayu

 


Oleh: Munawar
PAIF Kemenag Way Kanan

        Aha, coba kita bayangkan, jika kapal Ever Given yang terdampar di terusan Seuz minggu lalu di gunakan untuk membawa seluruh Penyuluh Agama Islam (PAI) se-Provinsi Lampung. Apa yang akan terjadi? Dipastikan seluruhnya akan dapat tertampung, meskipun seluruh PAI juga membawa keluarganya. Ah, sebuah bayangan yang mustahil terjadi, karena kapal tersebut adalah kapal kargo. Bukan kapal penumpang.
      Maka, tak perlu (dalam cerita) ini membahas kapal Ever Given. Apalagi terusan Suez yang ide pembangunanya sudah ada pada abad ke-15. Kemudian oleh Napoleon Bonaperte pada abad ke-18 mulai di wacanakan proses pembangunanya. Terlebih lagi untuk mengukur berapa panjang terusan Suez itu. Saranku, tak perlu Mr. Boim bersusah ria untuk mengukurnya. Cukuplah materi monitoring dan evaluasi (monev) hari ini dapat dijadikan pembelajaran penting. Itu lebih dari cukup. Hehehe.
  Ah, mendengar kata monev, membuat dag dig dug seluruh persendian tubuh. Membayangkan tentang hal-hal tentang pertanggungjawaban. Memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan petunjuk tekhnis yang telah ada. Inilah mengapa, “kode” 298 itu menjadi populer minggu-minggu terakhir ini. “kode” tersebut memberikan beragam penafsiran; minimal lembur perbaikan dengan suguhan kopi hitam pekat tanpa gula.
    Padahal, 298 itu sudah jelas. Tidak perlu ada penafsiran. Apalagi penambahan struktur pengurus, pengesahan ataupun penghilangan tandatangan. Karena pada dasarnya seluruh aturan main, sudah ada di 298. Bukankah begitu wahai Bro Imam Muzaki?
      Sederhanya adalah monev adalah sebuah keniscayaan dari instansi pembina. Nah dalam hal ini Kanwil kementerian Agama Provinsi Lampung yang melakukan monev dan sekaligus pembinaan pada Selasa, 30 Maret 2021. Sekali lagi, monev diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan sebuah kegiatan tersebut sesuai dengan yang telah di tentukan atau sebaliknya.
    Dengan monev, minimal aku tahu bahwa untuk kegiatan itu diperlukan energi yang tidak sedikit. Minimal proses komunikasi antar penyuluh terjadi. Dengan adanya monev ini juga, aku tahu bahwa Ketua Din Hadi juga sangat sibuk untuk menyiapkan segala sesuatunya. Mungkin juga sudah menghafal siapa nama Pak Babin di kampung binaanya, sebagai persiapan jika ditanya. Hehehe.
    Hujan yang mengguyur wilayah Blambangan Umpu dengan petir dan gemuruh yang menyertainya, ternyata tidak menyiutkan nyali kawan-kawan untuk fokus pada pembenahan laporan. Justru menjadikan kuatir, jangan-jangan mati lampu. Sebagaimana kuatirnya “ si nda” Ciwul yang hampir “stress” memikirkan puisi selanjutnya. Ah, mungkin hanya tebakanku saja.
     Justru dengan monev inilah, pertanggungjawaban ada. Monev bukan mencari sebuah kesalahan. Namun monev adalah untuk mengetahui sejauh mana tanggungjawab yang diberikan dapat terlaksana sebagaimana mestinya. Maka, Kang Dana tidak perlu harus meninggalkan “sungai”, selama laporan yang diminta sudah ada dan sesuai dengan 298.
       Sebuah jawaban dapat diberikan saat pertanyaan itu hadir disela-sela ngopi bareng. “apa dan bagaimana monev itu?”. Nah ini sebuah pertanyaan yang bagus dari “sang primadona”, saat menu sarapan tersaji. Mungkin, karena sudah “grogi” duluan saat mendengar kata “monev”, sehingga sarapan menjadi tak “selera” meskipun menu yang tersaji cukup lengkap, di sebuah warung makan tentunya. Hehehe.  
   Sambil guyon aku sampaikan juga ke “penguasa” Bahuga dan Buay Bahuga, bahwa monitoring itu merupakan sesuatu penilaian yang rutin dilakukan oleh instansi yang berwenang terkait aktivitas dan proses perkembangan yang sedang berlangsung di wilayah binaan penyuluh, sementara evaluasi adalah penilaian yang bersifat  rutin terkait semua pencapaian dari proses bimbingan dan penyuluhan di wilayah binaan penyuluh. Kemudian monitoring itu melihat pada apa yang sedang dilakukan penyuluh, sedangkan evaluasi memeriksa apa yang sudah dicapai dari program kerja, baik  operasional, bulanan atau tahunan sekaligus melihat dampak yang sudah terjadi di jamaah yang dibina.Begitulah kira-kira jawaban untuk bu Lilis dan bu Sriwatin.
        Sementara, Kang Edi dan Bro Bahrul, terlihat tidak seperti biasanya. Entah karena belum sarapan, atau akibat “kuda besi” yang tiba-tiba  ngambek karena injakan gas yang terlalu kencang, demi sebuah monev. Sejujurnya, bagi keduanya hari ini adalah hari yang sangat di tunggu-tunggu. Bukan momen monev nya, melainkan dapat menikmati ruangan penyuluh yang memang sangat pantas untuk dirindukan. Terlebih lagi, April dan Mei ngopi bareng di Kemenag ditiadakan dahulu untuk sementara.
   Beruntung, monev dilaksanakan di hari aktif kedua, Selasa. Hari dimana Pak Somad sudah menikmati udara malam di sebuah “singgasana”. Dari sisi ini, aku begitu terinspirasi bahwa, apa yang dilakukan oleh beliau cukup membuktikan sebuah komitmen dan kesetiaan terhadap tugas. Sebuah strategi jitu pun dilakukan untuk menghindari sebuah “uniknya” proses perjalanan Negeri Besar-Blambangan Umpu di musim penghujan.
     Ah, rasanya kopi hampir habis saat rombongan Kanwil Kemenag provinsi Lampung tiba di Kemenag Way Kanan. Beruntung konsep “yang muda yang membuat” masih berlaku. Sehingga, tidak menunggu lama, kopi tersaji kembali di meja yang penuh dengan data. Inilah saat-saat hilang “keberanianku” untuk menghabiskan kopi itu. Aku kuatir jika habis lagi, maka Pak Ketua Pokjaluh yang membuatkan. Bisa kualat double saya nanti.
     Bagi Bro Boim dan Bro Muzaki, ruangan Aula Amal Bhakti itu terasa sempit dan panas. Padahal tidak. Justru ruangan itu menjadi saksi terindah dari sebuah momen monev. Terlebih lagi yang akan menyampaikan pembinaan adalah seorang Doktor yang sangat ceria dan enerjik. Beliau adalah DR. Hj. Rita Linda, S.Ag., M.Ag. Sungguh luar biasa bukan? Bu Doktor itulah yang akan menyampaikan hal-hal terkait dengan pembinaan.
    Lagi-lagi ruangan itu sunyi. Cukup sunyi, saat Pak Kasi Bimas menyampaikan kata pembuka. Sebuah prolog tentang gambaran keadaan para Penyuluh Agama Islam (PAI) di kabupaten Way Kanan. Bagiku, apa yang disampaikan pak Ali Sholihin, cukup sensasional. Mengapa? Gambaran utuh terkait para PAI terpotret jelas melalui penjabaran yang disampaikan. Betapa tidak, memaknai bimbingan dan penyuluhan bagi PAI tidak hanya sebatas pada ceramah saja, namun proses dakwah pun bisa dilaksanakan dengan beragam cara, termasuk didalamnya berdakwah melalui tulisan. Itulah salah satu poin yang dapat terekam dengan baik.
     Sementara disisi lain, disebuah ruangan yang berbeda, file laporan menunggu giliran untuk dibuka. Jika mereka dapat berbicara, mungkin akan mengatakan “aku siap”. Entah siap untuk apa. Mungkin siap menunggu untuk ditambah laporanya untuk periode triwulan pertama ya. Biar terlihat tebal. Hehehe.
     Angin kemudian menyapaku melalui sebuah bisikan. “Bu Doktor akan menyampaikan materi monev”. Bersiaplah dengan goresan tinta yang akan tertuang dalam kertas putih. Bersiaplah sambil meneguk air mineral yang tersaji. Beruntung tidak ada kameramen “nakal” yang biasa memotret momen “tak biasa”. Dengan kondisi inilah, bro “endut” nampaknya sudah menguasai “dunia persilatan” dengan nada khasnya.
     Bagi Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF),  sosok bu Doktor ini sudah tidak asing lagi. Begitu seringnya memberi materi dalam beragam pelatihan dan pembinaan, menjadikan suasana yang ada terbilang “cair”. Terlebih lagi pemilik Desertasi - “ Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi Organisasi, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai di Llingkungan Kantor Kementerian Agama se-Provinsi Lampung” – ini menyampaikan materi dengan cukup enerjik.
 Begitulah, sebuah moment yang beriramakan ritme siang sedang terjadi. Proses transformation of knowledge menjadi sebuah keniscayaan siang ini. Pada momen ini pula, guratan sejarah pada relung waktu sedang tercipta. Moment ini akan “mengabadi” membentuk siklus “peradaban” baru. Dengan siklus ini pula, makna akan terangkai bersama nada yang inspiratif. Hmm.
   Maka, tidaklah mengherankan jika “membakar kayu” terlahir dari komunikasi yang terbangun saat santai. Sempat aku berfikir, inilah judul yang tepat untuk sebuah coretan “peradaban”. Pada momen inilah, narasi imajinatif muncul. Cukup rasional juga pemaknaan luas terhadap “tafsir” PAI ini. Sungguh, rangkaian kata yang sama sekali tidak terduga namun mampu mengusik imajinasiku.
   Membakar kayu. Sebuah makna dimensional. Makna personifikasi pada sebuah majas kehidupan PAI. Ya, tanpa kesadaran itu, “makna” membakar akan mempunyai konotasi “jelek”. Terlebih lagi membakar tembakau atau membakar kesempatan. Hehehe. Beruntung, pelurusan makna hanya terkait pada konteks PAI.
     Begitulah, alur yang sudah terjadi. Apapun yang terjadi pada hari ini bisa dimaknai sebagai sebuah “pemberian” terindah dari Dzat segala Maha. Patut disyukuri bersama sehingga mampu meniadakan rongga kesunyian dalam “frasa” 298.


Way Kanan, 30 Maret 2021